jadi apa lagi yang bisa kita lakukan
bila mata sengaja dipejamkan telinga sengaja ditulikan
nurani mati rasa ?
apalagi yang bisa kita lakukan
Posted in Puisi KH.Mustofa Bisri, tagged gus mus, puisi, sajak on April 30, 2008| Leave a Comment »
jadi apa lagi yang bisa kita lakukan
bila mata sengaja dipejamkan telinga sengaja ditulikan
nurani mati rasa ?
apalagi yang bisa kita lakukan
Posted in Puisi KH.Mustofa Bisri, tagged gus mus, puisi, sajak on April 30, 2008| Leave a Comment »
selama ini di negerimu
manusia tak punya tempat
kecuali di pinggir-pinggir sejarah yang mampat
Posted in Puisi KH.Mustofa Bisri, tagged achmad, bisri, gus, gus mus, mus, mustofa, NU, puisi, sajak on April 30, 2008| 3 Comments »
Mustofa Bisri adalah Seorang Kiai, penyair, novelis, pelukis, budayawan dan cendekiawan muslim, ini telah memberi warna baru pada peta perjalanan kehidupan sosial dan politik para ulama. Ia kiyai yang bersahaja, bukan kiyai yang ambisius. Ia kiyai pembelajar bagi para ulama dan umat. Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, ini enggan (menolak) dicalonkan menjadi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama dalam Muktamar NU ke-31 28/11-2/12-2004 di Boyolali, Jawa Tengah.
KH Achmad Mustofa Bisri, akrab dipanggil Gus Mus, ini mempunyai prinsip harus bisa mengukur diri. Setiap hendak memasuki lembaga apapun, ia selalu terlebih dahulu mengukur diri. Itulah yang dilakoninya ketika Gus Dur mencalonkannya dalam pemilihan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama pada Muktamar NU ke-31 itu.